Segaris Ragu Hilal Menuju Halal (Part 7)



Hilal shock melihat dua sosok perempuan berjalan memasuki kamar. Fatim, perempuan masa lalunya. Dan Anifa, perempuan yang kini adalah kekasihnya.

Kedua perempuan tadi kini duduk di samping kanan dan kiri tempatnya berbaring. Ia pun bimbang, bahkan untuk memanggil nama siapa yang ingin ia sebut pertama kali saat itu pun ia tak mampu. Ia takut menyakiti kedua hati perempuan yang ia cintai.

Tak ada hal yang rumit di dunia ini selain hari itu. Dihadapkan pada dua sosok perempuan yang sempurna, membuat Hilal tak berkutik untuk mengeluarkan sepatah kata dari bibirnya.
-
"Hilal..." Anifa dan Fatim menyebut namanya secara bersamaan. Seketika mata mereka berdua pun saling menatap.
-
"Kalian apa kabar?" ucap Hilal memecah keheningan.

Sontak Anifa dan Fatim langsung memalingkan pandangan mereka ke wajah Hilal yang tersenyum kaku.
-
"Kamu ini ya, lagi sakit malah nanyain kabar orang lain" ujar Fatim dengan nada bercanda.
-
"Kami baik-baik aja kok. Justru kamu yang lagi sakit malah nggak ngabarin kami" sahut Anifa.
-
"Iya maaf" ucap Hilal lirih.

Suasana menjadi kembali hening. Beberapa menit berlalu tanpa ada satu kata pun terucap.

Anifa memang bisa berucap bahwa mereka berdua baik-baik saja. Namun sejatinya tidaklah semikian. Bagaimana tidak, mereka berdua kini duduk bersama di hadapan laki-laki yang sama-sama dicintai.

Rasa canggung tentu ada. Terlebih rasa cemburu yang menyesakkan dada. Namun Anifa dan Fatim tetap ingin terlihat wajar. Seolah-olah mereka berdua baik-baik saja.
-
"Udah minum obat belum?" ucap Anifa dan Fatim bersamaan. Seketika mereka berdua kembali saling pandang.

Hilal tersenyum. "Aku nggak ingat apa-apa. Ibu dimana?"
-
"Ibu tadi ngambil obat" Fatim reflek menjawab.

Anifa tersenyum sinis. Hawa persaingan semakin menjadi-jadi.
-
"Istirahat aja gih, sayang... Bobok lagi yah? Biar cepat sembuh" ucap Anifa dengan intonasi manja.
-
"Atau Hilal mau maem lagi? Fatim suapin yah..." Fatim mencoba mengungguli Anifa. Hilal harus tahu, aku di sini sejak tadi, gumamnya.

Persaingan mencari perhatian itupun akhirnya terhenti saat Ibu Hilal telah kembali ke kamar dari mengambil obat.

from @sajakmanissantri

No comments:

Post a Comment