Segaris Ragu Hilal Menuju Halal (Part 5)



Hilal terbangun dari istirahatnya. Efek obat yang membuatnya tertidur pulas sepertinya sudah habis. Pelan-pelan mata Hilal terbuka. Ia masih belum menyadari sosok perempuan yang sedari tadi ada di sampingnya.
-
"Aaa..aann..nnii..faa" rintihan suara Hilal.

Mendengar suara rintihan Hilal yang menyebut nama perempuan lain, sontak membuat Fatim cemburu. Ia tak dapat membohongi perasaannya bahwa ia masih menyayangi Hilal. Fatim pun kembali meneteskan air mata.

3 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Fatim. Menutup rapat tabir cinta yang telah lama terpendam. Pada pertemuan pertamanya dengan Hilal, nama yang terdengar dari bibir Hilal bukanlah lagi namanya.

Pahit memanglah pahit, namun bagaimanapun juga ini adalah salah Fatim. Menghilang tanpa jejak dan tanpa alasan adalah rasa sakit yang membuat Hilal seperti kehilangan separuh jiwanya.
-
"Nak Fatim, Ibu minta tolong jagain Hilal sebentar ya? Ibu mau keluar untuk ambil obat."
-
"Oh iya tante."
-
Kini tinggallah mereka berdua yang ada di kamar itu. Hilal dengan setengah sadar karena sakitnya dan Fatim dengan setengah mati menahan rasa rindunya.

Sedetik berlalu, Hilal masih saja menggumamkan nama itu.
-
"Anifa... Anifa..."
-
Bulir bulir bening mengalir deras dari mata indah Fatim.
-
"Apa yang harus aku lakukan untukmu, Hilal ku? Tak usah kau cari makna hadirnya diriku, aku di sini untukmu" rintih Fatim.
-
"Fatim? Kamu di sini?"
-
Belaian lembut tangan Hilal membuat Fatim terperanjat. Detak jantung Fatim berdetak dua kali lebih cepat.
-
"Ibu dimana? Aku lapar..." gumam Hilal setengah sadar.

Mendengar hal itu Fatim bergegas mengambil semangkuk bubur di dekatnya. Pelan-pelan Fatim menyuapi Hilal dengan penuh kasih.
-
"Kamu kemana saja, Anifa?" Mendengar ucapan Hilal, seketika air mata Fatim kembali menetes. Suapan tulus kepada Hilal terbalas dengan panggilan nama perempuan lain bagi Fatim.
-
"Cekleeek..." bunyi suara pintu terbuka.
-
"Hilal..."
-
Anifa datang ke kamar itu, memandang suasana yang sama sekali tidak diinginkannya. Ia shock melihat Hilal yang sedang disuapi oleh Fatim, mantan kekasih Hilal.

Seketika suasana kamar menjadi hening.

Bersambung.

From @santrikeren


No comments:

Post a Comment