Segaris Ragu Hilal Menuju Halal (Part 4)


Derap langkah kaki terdengar di lorong rumah sakit. Sosok anggun dengan balutan jilbab berwarna tosca itu mencari-cari kamar tempat Hilal dirawat. Fatim, adalah cinta pertama Hilal yang pernah meninggalkan Hilal tanpa alasan.

Derasnya hujan malam itu turun bersama derasnya rindu Fatim untuk kembali bertemu dengan mantan kekasihnya.

Langkah Fatim terhenti tepat di pintu kamar bernomor 415.

Took...took...took...

"Assalamu’alaikum" salam sapa manja khas Fatim memecah keheningan rumah sakit.

Ibu Hilal yang sedari tadi melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran seketika menghentikan bacaannya.

"Wa'alaikumsalam... nak... silakan masuk."

"Iya tante..."

"Lho sama siapa nak?" tanya Ibu Hilal yang sedari tadi masih memakai mukena dari @cahpondok.clth

"Sendiri aja tante" sambil melepas tangan Ibu Hilal yang sejak tadi ia sungkemi.

"Ini saya bawa sedikit oleh-oleh."

"Kok repot-repot segala kamu nak Fatim."

"Ah enggak kok tante, cuma buah" jawab Fatim dengan senyum khas uuunch uuunch-nya.

Fatim dan Ibu Hilal sudah sangat kenal dekat. Hubungan di antara keduanya pasca hilangnya Fatim 3 tahun yang lalu, sudah seperti Ibu dan anak. Setiap kali Fatim diajak Hilal mengunjungi Ibunya, mereka selalu menyempatkan masak berdua.

"Nak Fatim, apa kabar?"

"Alhamdulillah baik dan sehat, tante sendiri bagaimana?"

"Ibu juga sehat nak. Kamu kemana aja nak kok sudah jarang ke rumah?" tanya Ibu Hilal dengan wajah sayu.

Sementara Hilal masih terbaring di atas kasur serba putihnya. Fatim dan Ibu Hilal berbicara dari hati ke hati. Sesekali Fatim terdiam dan hanya membalas pertanyaan Ibu Hilal dengan sebersit senyuman.

Mata Fatim pun berkaca-kaca saat ia memandang wajah Hilal yang sedang terbaring lemah tak berdaya. Fatim terbayang masa-masa indah yang pernah ada. Ia terngiang sosok Hilal yang periang humoris nan bertanggung jawab. Air mata jatuh tak tertahan membasahi pipinya.

"Hilal ini semenjak kamu pergi, sudah kayak orang gila nak Fatim. Hampir setiap hari, waktunya ia habiskan untuk memandangi fotomu" tutur Ibu Hilal.

Begitulah cinta pertama. Melupakannya tak semudah daripada mendapatkannya.

from @santrikeren

No comments:

Post a Comment